PUSARAN.CO – Bersama warganya, Camat Sijuk dan Kepala Desa Sijuk sambut Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Suganda Pandapotan Pasaribu dan Istri Maya Suganda Pasaribu saat tiba di Desa Sijuk, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung pukul 23.00, Senin (29/05/2023).
Warga Desa Sijuk siapkan rumah warga untuk Pj Gubernur menginap di Desa mereka, Pak Saharan dengan sangat terbuka mempersilahkam rumahnya untuk digunakan menginap sebagai persiapan rangkaian kegiatan Gule Kabung.
Dijadwalkan Pj Gubernur akan melaksanakan rangkaian kegiatan Gule Kabung ( Gubernur Langsung Eksekusi Kerja Bersama Membangun Bangka Belitung) di Desa Sijuk pada Selasa (30/05/2023) dengan agenda Senam Pagi dan Bazar di Lapangan Bola Isora Sijuk.
Menyapa Tuan rumah, Pj Gubernur menyampaikan permohonan maaf karena membuat repot tuan rumah harus menyiapkan tempat menginap dan tiba cukup malam.
“Mohon maaf pak kami datang terlalu malam, karena sebelumnya kami masih melaksanakan Rapat Pimpinan,” sapanya kepada Pak saharan.
Bersama warga, sebelum beristirahat, Pj Gubernur Babel sempat berbicang dengan warga dan perangkat kecamatan dan desa sambil menikmati sajian kopi dan kue oleh tuan rumah.
Kepala Desa Sijuk Nasri menyampaikan jumlah warga desa sebanyak 3064 jiwa dengan mata pencaharian rata-rata tambang. Pj Gubernur berpesan untuk tidak merusak kawasan geosite karena Kecamatan Sijuk ini banyak geosite-geosite yang harus sangat dijaga.
“Sayang jika spot wisata dirusak. Karena sisa tambang, pemulihannya sangat lama, padahal ditambang hanya 5 tahunan,” jelasnya.
Selain itu, Kades bercerita, di Desa ini sangat terasa jika ekonomi masyarakat sedang menurun.
“Disini pak, terlihat sangat jelas jika ekonomi melemah. Di jalanan, hilir mudik kendaraan menjadi sepi jika harga sawit murah, timah murah. Tapi jika ramai, berarti harga-harga sedang naik,” cerinya.
Beberapa tempat wisata juga diceritakan oleh Camat Sijuk Febriansyah, selain geosite yang sudah cukup dikenal di Kecamatan Sijuk, daerah ini juga memiliki Kelenteng yang berdiri sejak tahun 1816 dan Masjid yang terletak bersebelaham dengan kelenteng yang berdiri selisih 1 tahun saja, tahun 1817.
Sementara, saat seorang warga menyampaikan harapannya tentang pendalaman alur sungai di kawasan ini untuk kepentingan lalu lintas kapal nelayan, Pj Gubernur Suganda menanggapi bahwa dirinya terlebih dahulu harus mengejar informasi, misal tentang kerukan pasir sungai untuk pendalaman ini yang sering menjadi masalah karena mineral ikutan yang mungkin dianggap bernilai ekonomi.
“Kita harus uji petik dilapangan langsung.
Mengapa tidak ada pemimat selama ini, artinya ini tidak menguntungkan secara ekonomi, maka harusnya bisa kita melaksanakan pendalaman alur, mungkin persentase kandungannya tidak terlalu banyak.
“Maka jika memang tidak bernilai ekonomi tinggi dan ikutan yang ada tidak terlalu banyak, seharusnya pendalaman alur ini bisa dilakukan,” ungkapnya berharap. (RLS)