PUSARAN.CO– Silahturahmi sekaligus melaporkan perkembangan komoditas perikanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel), Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kep. Babel, Dedy Arief Hendriyanto diterima Penjabat (Pj) Gubernur Kep. Babel Suganda Pandapotan Pasaribu di Ruang Kerjanya, Jumat (05/05/2023).
“Kalau bisa mengembangkannya di Kep. Babel saja, dan saya inginnya kita jadi penyuplai juga kedepannya,” ujar Pj Guberur.
Dijelaskan oleh Dedy AH, dari data di Kep. Babel, kebutuhannya 3 Milyar per tahun, jenis ini di Kep. Babel bisa memproduksi hingga 2,7 milyar dalam 1 tahun. Sehingga tidak perlu memasukkan dari wilayah lain, karena bisa memproduksi sendiri. Potensinya memang sangat luar biasa untuk komoditi udang jenis vaname. Dilaporkan untuk triwulan satu tahun 2023 sudah 6.000 ton dilalulintaskan keluar Kep. Babel dan diprediksi meningkat terus di tahun ini.
Udang jenis ini, banyak terserang penyakit karena dari benur tidak ada jaminan kesehatan berbasis biosekuriti. Tetapi, pihaknya sudah support hatchery udang modern seperti yang ada di Tuing, Kabupaten Bangka. Indukannya berasal dari Florida karena di Indonesia belum dapat 100% memenuhi kebutuhan di lapangan.
“Mudah-mudahan akhir bulan sudah bisa masuk induk secara parsial karena kapasitas hatchery dapat menampung 3000 ekor induk, ini salah satu yang terbesar di Indonesia,” jelasnya bahwa indukan F1 dari Florida ini pun akan dikembangkan di Kep. Babel, lalu disesuaikan dengan kondisi tambak yang ada di Kep. Babel sehingga ketahanan hidupnya lebih tinggi.
Menanggapi laporan ini, Pj Gubernur Suganda ingin potensi Babel untuk pengembangan wilayah tambak udang akan segera menghadap ke Dirjen Perikanan Budi Daya KKP RI terkait proyeksi 2-3 tahun lalu yang dilaporkan oleh Dedy AH tentang bangka belitung sudah pernah bersiap untuk shrimp estate seperti Kebumen.
“Sebenarnya jika Kep. Babel mau mengusulkan, Pak Menteri masih membuka kesempatan, melalui Dirjen Budi Daya. Nah, kalau kami pintu masuk dan keluar ikan tersebut di bandara dan pelabuhan Bangka Belitung, Pak. Spesifikasi kami, adalah jaminan kesehatan dan mutu,” jelas Dedy AH.
Diketahui, pihaknya memiliki otoritas untuk mengeluarkan sertifikat jaminan mutu khususnya untuk uji kesehatan untuk kebutuhan ekspor.
Sejak 2019 sampai sekarang, kesadaran masyarakat pembudi daya untuk melakukan mitigasi penyakit ikan belum tinggi, sehingga BKIPM Babel membangun Inovasi layanan publik pioner di Indonesia, pihaknya sedang menyiapkan aplikasi bernama SAOLIN, tahun ini juga akan ikut dalam kompetisi inovasi tingkat nasional.
“Nanti ada medical check–up untuk pemeriksaan kesehatan udang dan ikan. Jika dilihat trackingnya, panen selalu menurun. Ada penyakit yang masuk, tetapi tidak tahu akan mengujinya kemana. Penyakitnya berbentuk virus yang mematikan dalam waktu 1 x 24 jam ini perlu tindakan cepat,” jelasnya.
Dengan inovasi SAOLIN, stakeholder hanya memencet tombol panic button di aplikasi dan tim reaksi cepat akan segera turun ke lapangan mendeteksi terkena penyakit apa, serangannya seperti apa dan jika tingkatnya masih rendah, solusinya adalah pemanenan segera.
“Ini yang sedang kami siapkan ini. Bekerjasama dengan seluruh kepala dinas kelautan kabupaten kota. Rencananya akhir bulan Juni sudah ada PKS dengan masing-masing dinas agar data program-programnya tersentral. Dapat dilihat pula data keluar masuk produksi yang selama ini tidak sinkron,” jelasnya.
Beberapa potensi lain seperti budidaya kerapu dan lele juga dilaporkan sebagai potensi besar di Kep. Babel, selain itu dilaporkan kebutuhan lokal yang masih belum terpenuhi untuk permintaan ikan-ikan ini. (RLS)